LihatJuga. Cara kerja dan daftar pestisida serta strategi pergilirannya pada budidaya tanaman sayuran dan palawija Terbitan: (2014) ; Pengetahuan Populer Mengenal Sains : Cara Kerja Sains oleh: Robin Kerrod Terbitan: (2013) ; Informasi pertanian : Manfaat kadang ayam buras, pestisida Terbitan: (1994)

Sebelum melangkah jauh, baiknya kita tahu dulu apa itu pestisida, insectisida, fungisida, dan lainnya. Pestisida adalah racun kimia yang berfungsi untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman OPT, baik itu berupa Hama atau Penyakit yang menyerang tanaman. Sedangkan berdasarkan jenis sasarannya Pestisida dibagi menjadi 7 jenis sesuai dengan kelompok atau golongannya. 1. Insektisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus mengendalikan hama jenis serangga. contohnya walang sangit, lembing, wereng, dan lain - lain. 2. Herbisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus dalam mengendalikan hama golongan gulma Jenis rumput 3. Fungisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus pembasmi jamur, seperti blas pada padi atau panu pada manusia. 4. Bakterisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh bakteri seperti hawar daun/kresek pada padi 5. Rodentisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama pengerat seperti tikus. 6. Moluskisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis moluska seperti, Keong dan kerang. 7. Nematisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis cacing-cacingan. Semoga dengan penjelasan di atas sudah jelas. Jadi insectisida, fungisida itu bagian dari pestisida ya. Mari kita bahas selanjutnya yaitu tentang bahan aktif pestisida. Petani umumnya jarang yang tahu tentang bahan aktif insektisida. Padahal dalam kesehariannya, mereka selalu bersentuhan dengan pestisida untuk pengendalian hama. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan dalam bidang pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Namun demikian, penggunaan pestisida juga memiliki dampak negatif. Salah satu dampak negatif pestisida adalah timbulnya kekebalan resistensi hama maupun penyakit terhadap bahan aktif tertentu. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, yakni dosis yang tidak sesuai anjuran dan tidak melakukan rotasi pestisida. 4 Golongan Pestisida dan Cara Kerjanya Berdasarkan cara kerjanya Mode of action, yaitu menurut sifat kimianya, pestisida dibagi menjadi empat 4 golongan besar antara lain sebagai berikut 1. Insektisida Golongan Organoklorin Merupakan insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor. Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai. 2. Insektisida Golongan Organofosfat Merupakan insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan paralisis dan akhirnya serangga mati. 3. Insektisida Golongan Karbamat Merupakan insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai. 4. Insektisida Golongan Piretroid Merupakan piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama. Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf serangga pada peripheral sekeliling dan sentral pusat. Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian. Dalam melakukan rotasi pestisida yang perlu diperhatikan adalah mengetahui cara kerja bahan aktif pestisida yang akan digunakan. Hal ini sesuai anjuran Insecticide Resistance Action Committee IRAC dan Fungicide Resistance Action Committe FRAC yaitu berdasarkan cara kerja yang berbeda. Karena beberapa bahan aktif yang berbeda memiliki cara kerja yang sama. IRAC dan FRAC memberi kode pada setiap cara kerja pestisida untuk mempermudah petani dalam melakukan pergiliran rotasi pestisida. Berikut ini tabel golongan pestisida, bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja pestisida No Golongan Nama Bahan Aktif Kode Cara Kerja Cara Kerja 1 Karbamat Alankarb-Aldikarb-Bendiokarb-Benfurakarb-Butokarboksim-Butoksikarboksim-Karbaril-Karbofuran-Karbosulfan-Etiofenkarb-Fenobukarb-Formetanat-Furatiokarb-Isoprokarb-Metiokarb-Metomil-Metolkarb-Oksamil-Pirimikarb-Propoksur-Tiodikarb-Tiofanoks-Triazamat-Trimetakarb-XMC-Silikarb 1 A Menghambat AChE acetylcholinesterase-menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf. Organofosfat Asefat-Azametifos-Azinfos-etil-Azinfosmetil-Kadusafos-Koretoksifos-Klorfenvinfos-Klormefos-Klorpirifos-Klorpirifosmetil-Koumafos-Sianofos-Demeton S metil-Diazinon-Diklorfos/DDVP-Dikrotofos-Dimetoat-Dimetilvinfos-Disulfoton-EPN-Etion-Etoprofos-Famfur-Fenamifos-Fenitrotion-Fention-Fostiazat-Heptenofos-Imisiafos-Isofenfos-Isoprofil O- metoksiaminotio-fosforil salisilat-Isoksation-Malation-Mekarbam-Metamidofos-Metidation-Mevinfos-Monokrotofos-Naled-Ometoat-Oksidemeton metil-Paration-Paration metil-Fentoat-Forat-Fosalon-Fosmet-Fosfamidon-Foksim-Pirimifos metil-Profenofos-Propetamfos-Protiofos-Firaklofos-Firidafention-Kuinalfos-Sulfotep-Tebupirimfos-Temefos-Terbufos-Tetraklorvinfos-Tiometon-Triazofos-Triklorfon-Vamidotion 1 B 2 Siklodin organoklorin Klordan-Endosulfan 2 A Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga. Fenilfirazol Etiprol-Fipronil 2 B 3 Piretroid dan Piretrin Acrinatrin-Alletrin-d-cis-trans Alletrin-d-trans Alletrin-Bifentrin-Bioalletrin-Bioalletrin Siklopentenil isomer-Bioresmetrin-Sikloprotrin-Siflutrin-beta-Siflutrin-Sihalotrin-lambda Sihalotrin-gamma-Sihalotrin-Sipermetrin-alfa-Sipermetrin-beta-Sipermetrin-tetasipermetrin-zeta-SipermetrinSifenotrin-1R-trans- isomers-Deltametrin-Empentrin EZ- 1R- isomers-Esfenvalerat-Etofenprox-Fenpropatrin-Fenvalerat-Flusitrinat-Flumetrin-tau- Fluvalinat-Halfenprox-Imiprotrin-Kadetrin-Permetrin-Fenotrin [1R-trans- isomer]-Pralletrin-Firetrins piretrum-Resmetrin-Silafluofen-Teflutrin-Tetrametrin-Tetrametrin [1R-isomers]-Tralometrin-Transflutrin 3 A Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf. DDT dan Metoksiklor DDT-Metokdiklor 3 B 4 Neonikotinoid Asetamiprid-Klotianidin-Dinotefuran-Imidakloprid-Nitenpiram-Tiakloprid-Tiametoxam 4 A Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat. Nikotin Nikotin 4 B 5 Spinosin Spinetoram-Spinosad 5 Allosterically mengaktifkan nAChRs menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf. 6 Avermektin dan Milbemisin Abamektin-Emamektin benzoat-Lepimektin-Milbemektin 6 Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat GluCls menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga. 7 ZPT Hidropren-Kinopren-Metopren 7 A Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis. Fenoksikarb Fenoksikarb 7 B Piriproksipen Piriproksipen 7 C 8 Akil halida Metil bromida and other alkil halid 8 A Menghambat pembentukan sel. hanya mekanismenya belum diketahui. Kloropikrin Kloropicrin 8 B Sulfuril fluorid Sulfuril fluroid 8 C Boraks Borax 8 D Tartar emetrik Tartar emetrik 8 E 9 Pimetrozin Pimetrozin 9 B Menyebabkan penghambatan makan selektif pada kutu putih dan kutu daun Flonikamid Flonikamid 9 C 10 Klofentezin – Heksitiazok – Diflovidazin Klofentezin – Heksytiazoks – Diflovidazin 10 A Menghambat pertumbuhan tungau Etoksazol Etoksazol 10 B 11 Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus Bacillus thuringiensis subsp. israelensis-Bacillus sphaericus-Bacillus thuringiensis subsp. aizawai-Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki-Bacillus thuringiensis subsp. tenebrionis. Bt crop proteins Cry1Ab; Cry1Ac; Cry1Fa; Cry2Ab; mCry3A; Cry3Ab; Cry3Bb; Cry34/35Ab1 - Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia 12 Diafentiuron Diafentiuron 12 A Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria Organotin mitisid Azosiklotin-Siheksatin-Fenbutatin oksid 12 B Propargit Propargit 12 C Tetradifon Tetradifon 12 D 13 Klorfenapir – DNOC – Sulfuramid Klorfenapir-DNOC-Sulfuramid 13 Gangguan pada gradien proton; sirkuit gradien proton disebut protonofores yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis. 14 Nereistoksin analog Bensultap-Kartap hidroklorid-Tiosiklam-Tiosultap-sodium 14 Memblokir saluran ion nAChR sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter penghubung utama dalam sistem saraf serangga pusat. 15 Benzoilurea Bistrifluron-Klorfluazuron-Diflubenzuron-Flusikloksuron-Flufenoksuron-Heksaflumuron-Lufenuron-Novaluron-Noviflumuron-Teflubenzuron-Triflumuron 15 Menghambat biosintesis kitin 16 Buprofezin Buprofezin 16 Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih 17 Siromazin Siromazin 17 Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga 18 Diasilhidrazin Kromafenozid-Halofenozid-Metoksifenozid-Tebufenozid 18 Meniru hormon ganti kulit ekdison menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya 19 Amitraz Amitraz 19 Mengaktifkan reseptor oktopamin mengarah ke hyperexcitation rekasi saraf berlebihan. Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang. 20 Hidrametilnon Hidrametilnon 20 A Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. Asequinosil Asequinosil 20 B Fluacripirim Fluacripirim 20 C 21 METI akarisida dan insektisida Fenazakuin-Fenpiroksimat-Pirimidifen-Piridaben-Tebufenpirad-Tolfenpirad 21 A Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. Rotenon Rotenon Derris 21 B 22 Indoksakarb Indoksakarb 22 A Memblokir saluran natrium menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf. Metaflumizon Metaflumizon 22 B 23 Asam Tetronik dan Asam Tetramik Spirodiklofen-Spiromesifen-Spirotetramat 23 Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid sehingga menyebabkan kematian serangga. 24 Fosfin Aluminium fosfid-Kalsium fosfid-Fosfine-Zinc fosfid 24 A Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. Sianida Sianida 24 B 25 Turunan Beta-Ketonitril Sienopirafen-Siflumetofen 25 Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. 28 Diamida Chlorantraniliprole-Cyantraniliprole-Flubendiamide 28 Aktifnya otot reseptor rianodin menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler. Contoh Cara Pergiliran Pestisida yang Baik dan Benar Insecticide Resistance Action Committee IRAC dan Fungicide Resistance Action Committe FRAC mengharuskan agar rotasi pestisida dilakukan berdasarkan cara kerja yang berbeda, karena bahan aktif yang berbeda dapat mempunyai cara kerja yang sama. Pemberian kode cara kerja pestisida bertujuan untuk memudahkan petani dalam melakukan pergiliran pestisida. Ketentuannya sebagai berikut - Kode cara kerja pestisida berupa angka dan huruf, golongan pestisida dengan kode angka yang sama menunjukkan cara kerja yang sama. Sebagai contoh, kode cara kerja pestisida golongan karbamat adalah 1A dan golongan organofosfat 1B. Artinya kedua golongan pestisida tersebut mempunyai cara kerja yang sama. Jika telah menggunakan insektisida dari golongan karbamat tidak dianjurkan menggunakan insektisida dari golongan organofosfat. - Cara melakukan rotasi pergiliran pestisida yang baik dan benar adalah dengan mengaplikasikan 2 atau 3 jenis pestisida dari golongan yang memiliki cara kerja yang berbeda. Misalnya menggunakan insektisida dari golongan karbamat, neonikotinoid kemudian dari golongan piretrin. - Kesimpulannya bila mau mengaplikasikan 2 atau lebih insectisida lihat bahan aktifnya pada tabel di atas. Bahan aktif harus berbeda golongan dan cara kerjanya juga beda. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang bahan aktif pestisida.

15 Pestisida. Merupakan zat kimia maupun bahan jasad renik maupun virus yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpotensi merusak tanaman dan mengganggu hasil pertanian. #16 Sistemik Biasanya istilah ini digunakan dalam penamaan cara kerja pestisida, fungisida, herbisida, insektisida.
Mengenal Kode Cara Kerja PestisidaPestisida menjadi salah satu bahan kimia yang umum digunakan, khususnya pada bidang pertanian untuk memberantas hama serta penyakit tanaman. Namun, jika Sobat menggunakan pestisida secara tidak bijaksana, maka akan menimbulkan dampak negatif. Untuk menghindari hal itu, Sobat harus mengetahui kode cara kerja pestisida supaya dapat mengatur penggunaan pestisida dengan saat ini, rotasi penggunaan pestisida hanya berdasarkan pada bahan aktif berbeda. Tetapi, Insecticide Resistance Action Committee IRAC serta Fungicide Resistance Action Commite FRAC memerintahkan supaya rotasi itu dapat dilakukan dengan cara kerja berbeda. Sebab, ada beberapa bahan aktif berbeda dapat bekerja secara sebab itu, IRAC serta FRAC memberikan kode cara kerja pestisida untuk mempermudah penerapan pergiliran oleh para bawah ini akan dijelaskan beberapa kode cara kerja pestisida yang sudah dikelompokkan oleh IRAC dan FRAC, serta dianjurkan Komisi Pestisida Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengendalikan OPT Organisme Pengganggu Tumbuhan pada tanaman palawija dan dan kode Cara Kerja Pestisida Secara LengkapPestisida memiliki banyak sekali jenis sesuai dengan hama yang akan diberantas. Khusus hama tumbuhan, jenis pestisida terdiri dari Insektisida, Akarisida, Fungisida serta ini merupakan beberapa cara kerja beserta kode cara kerja pestisida lengkap yang wajib Anda ketahui, yaituKode Cara Kerja Insektisida dan AkarisidaJenis Insektisida dan Akarisida memiliki beberapa kode cara kerja pestisida sesuai golongannya masing-masing, diantaranya1. Karbamat dan OrganofosfatKode cara kerja pestisida dari Karbamat adalah 1 A, sementara Organofosfat yaitu 1 B. Sementara bahan aktif yang terkandung dalam Karbamat terdiri dari Alankarb, Bendiokarb, Karbaril, Etiofenkarb, Formetanat dan lainnya. Lalu, bahan aktif yang ada dalam Organofosfat sangat banyak, beberapa diantaranya Asefat, Kadusafos, Fention, Vamidotion, Foksim, Naled dan masih banyak cara kerja Karbamat dan Organosfofat ialah untuk menghambat AChe acetylcholinesterase yang dapat menyebabkan hyperexcitation. AChe sendiri merupakan enzim yang dapat mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkoin terhadap sinapsis Siklodin Organoklorin dan FenilfirazolSiklodin Organoklorin memiliki kode cara kerja pestisida 2 A, sedangkan Fenilfirazon kode cara kerjanya adalah 2 bahan aktif dari Siklodin Organoklorin adalah Klordan dan Endosulfan. Lalu untuk Fenilfirazol, nama bahan aktif yang terkandung didalamnya adalah Etiprol serta cara kerja keduanya adalah sama, yaitu memblokir saluran klorida aktivasi GABA yang dapat menyebabkan hyperexcitation serta Piretroid dan Piretrin serta DDT dan MetoksiklorPiretroid dan Piretrin memiliki bahan aktif Acrinatrin, d-trans Alletrin, Bioresmetrin, Sipermetrin, Resmetrin dan masih banyak lagi. Sementara bahan aktif dalam DDT dan Metoksiklor adalah DDT kode cara kerja pestisida golongan Piretroid dan Piretrin adalah 3 A, sedangkan DDT dan Metoksiklor yakni 3 B. Keduanya memiliki cara kerja sama, yaitu dapat membuat saluran natrium tetap terbuka. Namun, dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengakibatkan reaksi berlebihan oleh Neonikotinoid dan NikotinNeonikotinoid memiliki kode cara kerja 4 A, sementara Nikotin adalah 4 B. Untuk bahan aktif Neonikotinoid terdiri dari Asetamiprid, Dinotefuran, Klotianidin, Tiakloprid, Nitenpiram, Imidakloprid serta Tiametoxam. Lalu untuk bahan aktif Nikotin bernama Nikotin kedua cara kerja dari Neonikotinoid serta Nikotin adalah dapat meniru tindakan agonis asetilkolin pada nAChRs, sehingga menyebabkan SpinosinKode cara kerja pestisida dari Spinosin adalah 5. Lalu, untuk bahan aktifnya sendiri terdiri dari Spinosad dan Spinetoram. Sementara cara kerjanya yaitu Allostericallu dapat mengaktifkan nAChRs yang menyebabkan hyperexcitation dari sistem Fosfin dan SianidaFosfin memiliki kode cara kerja 24 A dengan bahan aktif Aluminium Fosfid, Kalsium fosfid, Zinc fosfid, serta Fosfine. Sementara Sianida kode cara kerjanya adalah 24 B dengan bahan aktif bernama Sianida. Adapun cara kerja kedua golongan ini adalah menghambat transfor elektron pada mitokondria, sehingga dapat mencegah pemanfaatan energi yang terdapat dalam Cara Kerja Fungisida dan BakterisidaJenis Fungisida dan Bakterisida memiliki beberapa golongan dengan kode cara kerja pestisida masing-masing, yaitu1. Inorganik, Inorganik, Ditio-Karbamat, Ftalimid, Kloronitril Ftalonitri, Sulfamid, Guanidin, Triazin dan Quinon AntraquinonGolongan dari jenis Fungisida dan Bakterisida ini memiliki kode cara kerja dari M 1 sampai M 9 dengan bahan aktif berbeda, diantaranyaInorganik M1 = Kopper different saltsInorganik M2 = SulfurDitio-Karbamat M3 = Ferbam, Ziram, Mankozeb, Zineb, Maneb, Tiram, Metiram dan PropinebFtalimid M4 = Kaptan, Folpet dan KaptafolKloronitril Ftalonitril M5 = KlorotalonilSulfamid M6 = Diklofluanid dan TolifluanidGuanidin M7 = Guazatin dan IminoktadinTriazin M8 = AnilazinQuinon Antraquinon M9 = DitianonAdapun cara kerja dari kode M1-M9 adalah memiliki kontak pada banyak target, memiliki aktivitas kontak bahan aktif fungisida terhadap banyak target. Selain itu, umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida yang memiliki risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Dengan kata lain, tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai Benzimidazol serta TiofanatKedua golongan ini memiliki kode cara kerja pestisida 1 dengan bahan aktif berbeda. Benzimidazol memiliki kandungan bahan aktif Benomil, Tiabendazol, Karbendazim serta Fuberidazol. Sementara bahan aktif yang ada dalam Tiofanat adalah Tiofanat-metil serta cara kerjanya sendiri adalah sama, yaitu menganggu mitosis dan pembelahan sel, resistensi pada beberapa spesies jamur, serta memiliki resistensi silang dengan kelompok yang sama, tetapi tidak memiliki resistensi silang pada N-Fenil DikarboksimidDikarboksimid memiliki kandungan bahan aktif Iprodion, Klozolinat, Vinklozolin serta Prosimidon. Sementara kode cara kerja Dikarboksimid adalah 2. Kemudian, cara kerja dari Dikarboksimid adalah untuk mengganggu signal transduksi enzim, transduksi sinyal, serta memiliki risiko sedang hingga tinggi untuk terjadi Piperazin, Piridin, Pirimidin, Imidazol dan TriazolKode cara kerja pestisida ini adalah 3 dengan beberapa bahan aktif berbeda, yaituPiperazin = TriforinPiridin = Pirifenoks dan PirisoksazolPirimidin = Fenarimol, NuarimolImidazol = Imazalil, Triflumizol, Okspokanazol, prokloraz, PefurazoatTriazol = Azakonazol, Bromukonazol, Bitertanol, Dinikonazol, Tetrakonazol dan cara kerja dari semua golongan ini adalah menganggu sterol biosintesis pada membran, terdapat perbedaan besar dalam spektrum aktivitas fungisida, serta mengalami resistensi pada beberapa spesies Asillalani, Oksazolidinon dan ButirolaktronAsillalani, Oksazolidin serta Butirolaktron memiliki kode cara kerja 4. Untuk bahan aktif yang terkandung dalam Asillalani adalah Benalaksil, Furalaksil, Benalaksil-M =Kiralaksil, Metalaksil-M =Mefenoksam serta bahan aktif dalam Oksazolidinon adalah Oksadiksil, lalu Butirolaktron adalah Ofurase. Adapun cara kerjanya adalah menganggu sintesis asam nukleat, perlawanan dan resistensi silang diketahui ada pada berbagai jenis cendawan Oomycetes namun belum ada yang tahu mekanismenya. Lalu, terdapat juga risiko tinggi untuk terjadi resistensi. Demikian informasi seputar kode cara kerja pestisida yang dapat Sobat ketahui. Masih banyak kode cara kerja lain yang bisa Sobat simak, baik itu dalam jenis Fungisida, Bakterisida, Insektisida serta Akarisida.
4 Swing Fog Mekanisme kerja : mist blower mempunyai 1 tabung. Pestisida dicampur dengan air hingga terbentuk larutan. Kemudian larutan pestisida tersebut dimasukkan dalam tabung. Kemudian disemprotkan ke tanaman. Pestisida yang keluar berupa uap atau embun. 5. Soil injector Mekanisme kerja : mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam
Saatini PT Tiran Indonesia (Tiran Group) kembali membuka lowongan kerja terbaru pada bulan Desember 2021. Berikut informasi posisi, persyaratan atau kualifikasi, alamat perusahaan dan tata cara pendaftarannya. Apabila anda memenuhi persyaratan dari PT Tiran Indonesia (Tiran Group) diatas, silahkan kirimkan lamaran kerja dan CV lengkap anda ke
Bahanaktif merupakan unsur kimia yang terkandung dalam suatu pestisida yang berfungsi untuk mengendalikan hama maupun penyakit sesuai sasarannya. Kali ini LISA akan membahas mengenai manfaat dan cara kerja bahan aktif belerang atau sulfur yang sangat umum digunakan oleh petani. Dalam kehidupan sehari-hari, belerang banyak digunakan dalam pupuk, bubuk
PupukOrganik | Pestisida Organik | Pertanian Organik | Peternakan Organik | Perikanan Organik | Kesehatan Herbal Alami
pAIY8.
  • 6td7dx01fq.pages.dev/562
  • 6td7dx01fq.pages.dev/195
  • 6td7dx01fq.pages.dev/314
  • 6td7dx01fq.pages.dev/259
  • 6td7dx01fq.pages.dev/132
  • 6td7dx01fq.pages.dev/111
  • 6td7dx01fq.pages.dev/292
  • 6td7dx01fq.pages.dev/519
  • kode cara kerja pestisida