"Aku sesuai prasangka hambaku kepadaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya." (HR. Muslim no.4849) " dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku." (QS. Maryam 19:4) "Work Hard, Stay Positive, and good things will happen"
Inilah Hadits Qudsi yang Disalahtafsirkan Oleh Ustadz Motivator. Di dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Aku (Allah Ta'ala) di sisi prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika dia berdoa kepada-Ku." (Hr Imam at-Tirmidzi Rahimahullah) Oleh para Ustadz Motivator, hadits agung ini disiarkan dengan makna
" Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku " ( Muttafaqun 'alaih ). Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja ' (harap) pada-Nya. Mengenai makna hadits di atas, Al Qodhi 'Iyadh berkata, "Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan.
Foto: onislam.net. Berprasangka Baik kepada Allah. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah riwayat dituturkan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin Jilid 4 bab al-Khauf wa al-Raja', tentang harapan akan ampunan Ilahi bagi seorang Bani Israil yang dimasukkan ke dalam neraka selama 1.000 tahun. Dia terus menjerit memanggil nama Allah.
'alaihi wasallam bersabda: "Aku berada dalam prasangka hamba-Ku, dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku. Firman Allah Ta'ala: {mereka hendak merubah janji Allah}. Shahih Al-Bukhari Kitab Tauhid "Allah berfirman: 'Aku selalu tergantung prasangka hamba-Ku
Diunggah ke Pinterest Ali Bin Abi Thalib Urgensi dan pentingnya berfikir positif dalam Islam: "Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku." (H.R. Muslim)